12 SEBAB KEGAGALAN MERAIH SKOR TOEFL YANG DIINGINKAN.
Ujian TOEFL ialah ujian dimana para peserta diuji kemampuan bahasa
inggrisnya, melalui serangkaian tes yang dibagi ke dalam beberapa sesi. Test
TOEFL yang diujikan yaitu Listening, Reading, Writing, Speaking, dan Grammar.
Skor yang didapat oleh peserta dalam TOEFL bisa digunakan sebagai syarat untuk
kuliah di dalam dan di luar negeri, syarat untuk mendaftar S2, atau sebagai
syarat untuk pengajuan beasiswa di pemerintah atau swasta. Tidak hanya itu
saja,skor TOEFL juga bisa dipakai untuk
melamar kerja di sebuah perusahaan asing yang memerlukan karyawan dengan bahasa
inggris aktif. Tetapi, mengikuti test bahasa inggris sekelas TOEFL bukan
perkara yang gampang. Banyak peserta yang harus gagal karena ketidakmampuan mereka
dalam memahami soal atau kurangnya pengetahuan dalam bahasa inggris.
Ujian TOEFL Dapat
Meningkatkan Kemampuan Bahasa Inggris
TOEFL diorganisir oleh lembaga Amerika bernama
ETS (Educational Testing Center) dengan 4 skill yang diujikan ditambah grammar
atau structure. Dengan banyaknya skill yang diujikan, tidak heran jika tes
TOEFL dapat mengasah kemampuan bahasa inggris Anda. Misalnya
test Listening, dimana Anda menjawab soal-soal sesuai dengan percakapan Native
Speaker dari kaset atau video. Secara tidak langsung akan melatih pendengaran
Anda agar terbiasa dengan bahasa inggris. Soal-soal yang diberikan memang
mencakup empat skill yang penting dalam mempelajari bahasa Inggris. Bagi
peserta yang belum terbiasa atau tidak melakukan persiapan test TOEFL, biasanya
akan berakhir dengan kegagalan.
Penyebab Gagalnya
Siswa Pada Ujian TOEFL
Bagi yang belum terbiasa, pasti menganggap
test TOEFL sangat sulit. Berikut ada 15 penyebab kegagalan siswa dalam
mengikuti ujian TOEFL:
- Fasilitas yang tidak memadai.
- Terlalu percaya diri. Siswa
yang terlalu percaya diri, malah menjadi salah satu penyebab gagalnya
test.
- Kurangnya persiapan. Test TOEFL
termasuk test yang memiliki level cukup tinggi, karena itu persiapan
sebelum test harus dilakukan jauh-jauh hari.
- Tidak bisa mengatur waktu. Waktu yang diberikan akan terasa singkat dengan jumlah soal yang mencapai ratusan.
- Tidak mengikuti pre-test atau simulasi ujian untuk TOEFL.
- Latar belakang yang lemah
terhadap bahasa inggris. Jika pada awalnya siswa tidak mengerti bahasa
inggris, besar kemungkinan dia tidak dapat mengerjakan soal TOEFL dengan
baik.
- Fakta bahwa Bahasa inggris
adalah bahasa asing. Hal tersebut akan mempengaruhi pendengaran siswa
terhadap pengucapan yang dilakukan native speaker.
- Tidak teliti. Peserta yang
tidak teliti biasanya akan salah menjawab soal.
- Kemampuan tata bahasa yang kurang. Tata bahasa atau grammar sangat penting dalam membuat kalimat.
- Psikologis peserta. Aspek
psikologis seperti gugup atau takut salah akan mempengaruhi mental para
peserta.
- Tidak adanya motivasi dari
peserta untuk belajar mempersiapkan test TOEFL.
- Masalah kesehatan. Kebanyakan
peserta belajar
TOEFL sekeras mungkin sehingga mengabaikan kesehatannya.
Mengikuti ujian sekelas TOEFL dapat memberikan
manfaat yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa inggris Anda. Oleh sebab
itu, sebelum mengikuti ujian TOEFL, disarankan untuk mengikuti
kursus persiapan TOEFL, atau pre-test agar dapat
mempersiakan diri sebaik mungkin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar